Wednesday, May 5, 2010
Mental Block = BUKAN Sifat Seorang Pemimpin
Oleh: Hermawan Patrianto
Dalam suatu komunitas tempat kita beraktivitas sehari-hari, baik di rumah ataupun di tempat kita biasa bekerja, seringkali kita dihadapkan atau berinteraksi dengan seseorang yang memiliki sifat “sulit” untuk menerima pendapat orang lain. Orang bertipe ini sangat rigid (kaku) dan senantiasa berjalan diatas pendapat dan kehendaknya sendiri. Orang bertipe ini bisa jadi adalah rekan kerja kita sendiri yang seusia, dibawah atau diatas usia kita, atau salah satu dari anggota keluarga kita: kakak, adik atau bahkan orangtua kita sendiri.
Mental Block atau sifat sulit menerima pendapat oranglain yang ada pada seseorang merupakan sifat yang luar biasa sangat tidak terpuji. Sifat ini bisa jadi merupakan sifat bawaan/keturunan dari sifat orangtuanya. Namun, mental block juga bisa tertumbuh dalam diri seseorang karena adanya rasa kesombongan pada orang tersebut, perasaan bahwa dirinya “lebih” dari orang lain (lebih senior, lebih berpengalaman, dll). Jika kita termasuk seseorang dengan karakter seperti ini, maka janganlah risau, karena karakter yang demikian sesungguhnya dapat dirubah, asalkan orang tersebut mampu “membaca” pelajaran hidup dari interaksinya selama ini dengan orang lain di sekitarnya dan bersegera berintrospeksi diri atas penilaian negatif orang lain terhadapnya.
Namun demikian, bagi sebagian orang, tetap saja mental block ini sangat sulit dihilangkan. Mengapa ini bisa terjadi? Karena sifat ini sudah terakumulasi menjadi ciri/karakter yang sangat kuat dalam dirinya. Sesekali mungkin orang dengan karakter ini menyadari bahwa sifat ini bukanlah salah satu dari sekian banyak sifat baik, namun lagi-lagi hatinya tetap bersikeras dengan pendiriannya, tanpa sedikitpun peduli, memperhatikan atau mempertimbangkan pendapat orang lain. Padahal bisa jadi pendapat orang lain di sekitarnya lebih baik dari si pemilik mental block ini.
Lalu, bayangkan jika si pemilik mental block ini adalah seorang pemimpin. Maka perhatikanlah..sudah pasti yang terjadi adalah organisasi kerja yang dipimpinanya tidak akan pernah berjalan dalam suatu sinergi dan ritme kerja yang harmonis. Organisasi yang dipimpinnya akan terus menerus mengalami stagnasi bahkan kemunduran dan kegagalan. Karena pada dasarnya, mereka yang menjadi bawahan atau yang dipimpin dari pemimpin ber-mental block ini tidak akan pernah loyal pada pemimpin yang “otoriter” yang hampir semua keputusannya diambil secara sepihak ditambah dengan dasar pengambilan keputusan yang tidak logis. Implikasinya sudah barang tentu program kerja organisasi tidak akan terselesaikan secara maksimal, bahkan bisa jadi menemui kebuntuan dan kegagalan.
Namun bagi mereka yang dipimpin oleh pemimpin dengan sifat mental block ini, maka tetaplah meretas jalan kesuksesan dengan sungguh-sungguh. Berfokuslah pada hal-hal yang jauh lebih penting dan lebih strategis. Tetaplah berdisiplin dan bersikap profesional dalam bekerja, serta tetap berfokus dan konsisten pada hal-hal yang menjadi penentu keberhasilan di masa depan.
Lalu, bagaimana jika kita berinteraksi dengan seseorang dengan karakter ini?, maka bersegeralah kita menasihatinya, baik secara langsung ataupun tidak langsung dengan tetap menggunakan ucapan dan cara-cara yang baik dan hikmah. Karena kita perduli dan menyadari bahwa mental block tidak akan menjadikan seseorang menjadi orang yang hebat dan besar, sebaliknya, justru akan mengkerdilkan orang tersebut. Perhatikan..!!
Labels:
keras kepala,
mental block,
mental blocks
0 comments:
Post a Comment