Thursday, June 24, 2010

Bandung, INDONESIA

Set 750m above sea level, and protected by a fortress of watchful volcanoes 190km southeast of Jakarta, BANDUNG is the third largest city in Indonesia and a centre of industry and traditional Sundanese arts – with plenty of cultural performances for tourists – though it suffers from incredible traffic pollution and uninteresting modern developments. Sundanese culture has remained intact here since the fifth century when the first Hindu Sundanese settled in this part of West Java. Modern Bandung's main tourist attraction is nearby Tangkbuhan Prahu volcano, from where there's a very pleasant two-hour forest walk down to the city, too.

The Dutch spotted the potential of this lush, cool plateau and its fertile volcanic slopes in the mid-seventeenth century, and set about cultivating coffee and rice here, settling in the area to live in the early nineteenth century. Several relics from the city's colonial era remain, including some of the elegant shops along Jalan Braga, and some fine buildings on Jalan Asia-Afrika.

Tuesday, June 8, 2010

Tiga Hal yang Mengajaibkan Kehidupan


.: Mario Teguh

“Tiga hal yang mengajaibkan kehidupan adalah:
kejujuran, kerja keras, dan upaya bagi kebaikan sesama.”

Kualitas hidup kita berbanding lurus dengan kualitas dari keterlibatan kita dalam pekerjaan-pekerjaan yang produktif.



Kita hanya akan merasa pantas menginginkan sesuatu yang besar, jika kita bekerja lebih jujur, lebih keras, dan lebih tulus mengupayakan kebaikan bagi sesama.

Ada kepantasan bagi segala sesuatu. Bahkan untuk berharap pun, kita harus memantaskan diri.

Sulit bagi kita untuk mengharapkan sesuatu yang tidak kita upayakan.

Technological Failure


By: Hermawan Patrianto

Technological failure is the one type of disaster that have potential damage to cause the number of casualties in large quantities. Aircraft accidents, fires factories, vehicle accident due to a breakdown of control systems, fall-rise buildings, etc., are examples of technological failure disasters. Of course, the threat of this disaster should be anticipated as soon as possible. Here, human resources must play an important role in preventing and minimizing the impact of disasters caused by technological failure.

Morale and professionalism, discipline, obedience to the procedure, is an important thing that must be actualized by every person to develop the technology without any possibility of failure. If any failure of technology occurs, the impact is not as if these things above are not implemented.
For airlines company, checking avionics and navigation become a routine activities that must be done periodically with discipline and full of prudence, accordance with the set of procedure forth by the company. Confirm that the technical officer who have responsibility for carrying out this activity are those who have high knowledge and understanding and also have enough experience in aircraft maintenance activities.

Monday, June 7, 2010

Hasil Amatan Kegiatan Ekskursi: Kepentingan Ekonomi Vs Lingkungan


Oleh: Hermawan Patrianto

Potensi dan permasalahan
BANJIR JAKARTA - Kini telah menjadi permasalahan yang kompleks, meliputi hal-hal yang bersifat makro-politis hingga hal-hal yang bersifat mikro-teknis. Arahan dan zonasi pemanfaatan ruang, kebijakan pola dan struktur ruang, konsep pengembangan kawasan, strategi dan staging pengembangan wilayah merupakan area makro dan bersifat politis, sedangkan sistem kelembagaan pembangunan, pengaturan pola-distribusi infrastruktur dan sistem utilitas kota/wilayah, dan partisipasi masyarakat merupakan area mikro dan bersifat teknis. Terlebih jika areal amatan adalah Jabodetabek yang tersusun atas satu atau lebih satuan Daerah Aliran Sungai (DAS) yang sangat luas dan bersifat lintas administrasi, tentu permasalahan yang timbul akan lebih kompleks.

Disadari sepenuhnya bahwa kawasan hulu Jakarta, meliputi Bogor dan Kaw. Puncak merupakan kawasan hijau yang menjadi hinterland Jakarta, terutama dalam penyediaan cadangan air bersih dan pencegahan banjir. Namun, perlahan tapi pasti kawasan hulu terus berubah menjadi kawasan terbangun akibat konversi guna lahan skala besar dan okupasi secara sporadis oleh masyarakat. Jika hal ini berlangsung secara terus-menerus dalam waktu yang panjang tanpa memperhatikan kaidah-kaidah kelestarian lingkungan, maka bukan tidak mungkin, Jakarta tidak pernah terbebas dari banjir.

Peluang dan tantangan
Fenomena alih guna lahan dan semua hal terpapar diatas tentu saja dilakukan bukan tanpa tujuan, semuanya dilakukan untuk kepentingan ekonomi dan alasan pertumbuhan wilayah. Dalam konteks otonomi daerah, tentu kita mengetahui bahwa setiap daerah diorientasikan untuk mampu secara mandiri menyelenggarakan tata-kelola pemerintahannya dan membiayai sendiri pembangunan di wilayahnya. Maka sudah barang tentu, yang terjadi adalah aspek ekonomi menjadi prioritas utama. Sebagai contoh: Suatu kawasan yang dibiarkan tanpa ada aktivitas ekonomi diatasnya tentu tidak akan memberikan revenue bagi daerah sedikitpun, meskipun dari aspek lingkungan berkontribusi signifikan dalam menyimpan cadangan air dan udara bersih. Namun, jika kawasan tersebut telah berubah fungsi menjadi kawasan budidaya (mis: komersial, perumahan, dll) tentu akan dapat memberi nilai ekonomi lebih bagi daerah.

Pelajaran paling berharga adalah apa yang disampaikan Dr Tarsoen Waryono, M.Si, bahwa Jakarta kaya akan sumberdaya manusia yang handal, namun belum dapat menunjukkan apa yang sebaiknya dilakukan bagi Jakarta, menjadi Jakarta apa Jadinya, bukan Jakarta apa Adanya. Jakarta 2100…??

Solusi dan rekomendasi
Banjir Jakarta perlu ditangani secara serius, sama sekali menghilangkan risiko banjir, tentu hampir tidak mungkin dilakukan, tetapi meminimalisasi risiko akibat banjir, masih sangat mungkin dilakukan. Tentu hal yang harus dilakukan dalam penanganan banjir Jakarta adalah penanganan, baik makro/mikro yang bersifat kongkrit, taktis-strategis, dan terintegrasi. Semua ide penanganan banjir Jakarta-yang sangat banyak jumlahnya, dari yang bersifat low-tech hingga high-tech perlu diturunkan hingga tataran implementasi secara kongkrit. Bukan sekedar konsep utopis tanpa disertai tindakan kongkrit. Terakhir, mengajak masyarakat untuk sadar lingkungan dan membangun pola hidup sehat.

Sunday, June 6, 2010

Tips Membangun Generasi Bebas Narkoba


Oleh: Hermawan Patrianto
Penyalahgunaan narkotika dan zat adiktif lainnya itu tentu membawa dampak yang luas dan kompleks. Dari sekian banyak permasalahan yang ditimbulkan sebagai dampak penyalahgunaan narkotika dan zat adiktif antara lain adalah perubahan perilaku menjadi perilaku antisosial, gangguan kesehatan, menurunkan produktivitas kerja secara drastis, mempertinggi jumlah kecelakaan lalu lintas, kriminalitas, dan tindak kekerasan lainnya.

Jumlah korban yang tewas setiap harinya akibat mengonsumsi narkoba mencapai 41 orang atau setahun sekitar 15.000 orang (mayoritas remaja) Indonesia tewas karena penyalahgunaan narkotika Dalam kata lain, penyalahgunaan narkotika membawa pada kematian yang mengenaskan dan sia-sia (http://www.wawasandigital.com).

Solusinya…
Anak banyak belajar dengan cara meniru orang dewasa yang ada di sekitarnya. Anak akan belajar lebih efektif saat melihat dan melakukan daripada mendengar informasi dan nasihat yang bersifat teori. Jaga anak-anak Anda dari pengaruh buruk narkoba.

Ingat!! Pencegahan Berawal dari Diri Sendiri
Jadilan contoh dan teladan bagi anak Anda. Jika apa yang Anda katakan sesuai dengan apa yang Anda lakukan, maka sosok Anda akan kredibel dimata anak Anda. Berbuatlah seperti apa Anda ingin Anda berbuat kepada Anda. Jika Anda tidak ingin anak Anda merokok, Anda jangan merokok. Jika Anda ingin anak Anda tidak memakai NARKOBA, bicara dan praktekkan hidup sehat tanpa NARKOBA.